Setiap kegiatan yang dilakukan tentu tidak terlepas dari
suatu tujuan yang hendak dicapai. Untuk mencapai suatu tujuan, berbagai faktor
harus dipertimbangkan dan diperhatikan yang dapat mempengaruhi tercapai atau
tidaknya sebuah tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Adanya berbagai hambatan
dan tantangan ini, maka perlu dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana
ketercapaian dari tujuan kegiatan yang telah dilakukan. Dalam melakukan
evaluasi selalu menyangkut pemeriksaan ketercapaian tujuan yang ditetapkan,
untuk me mengetahui sejauh mana hasil dari proses kegiatan dapat mencapai
tujuan (Purwanto, 2009: 5).
Tyler (Stufflebeam & Shinfield, 1985: 70) menyatakan bahwa:
The process of evaluation is essentially the process
of determining to what extent the educational objectives are actually being
realized by the program of curriculum and instruction. However, since educational
objectives we essentially changes in human beings, that is, the: objectives
aimed at are to produce certain desirable changes in the behavior patterns of
the student, then evaluation is the process for determining the degree
to which these changes in behavior are actually taking pIace.
Proses evaluasi pada dasarnya adalah proses untuk menentukan sejauh mana
pendidikan objektif dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan. Namun, karena tujuan pendidikan
pada dasarnya adalah perubahan dalam diri manusia, yaitu untuk menghasilkan
perubahan tertentu yang diinginkan dalam pola-pola perilaku siswa, maka
evaluasi adalah proses untuk menentukan sejauh mana perubahan perilaku ini
benar-benar telah tercapai.
Evaluasi juga
dapat diartikan sebagai penetapan baik dan buruk, memadai-kurang memadai (judgement),
terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu yang disepakati sebelumnya dan
dapat dipertanggungjawabkan (Muhaimin, 2004: 187). Dalam Studi Nasional tentang
Evaluasi National Study Committee on Evaluation (NSCE) dari UCLA,
menyatakan bahwa: “Evaluation is the process of ascertaining the decision of
concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing
information in order to report summary data useful to decision makers in
selecting among alternatives” (Eko Putro Widoyoko, 2009: 4). Di sini
evaluasi diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan,
analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
Dalam pembinaan
akhlak mulia siswa, evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil
pembinaan akhlak mulia yang telah dilakukan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sebagaimana diungkapkan Brinkerhoff (Eko Putro Widoyoko, 2009: 4),
bahwa evaluasi merupakan proses yang menentukan sejauh mana tujuan pendidikan
dapat dicapai. Dalam pendidikan akhlak mulia, evaluasi dilakukan atas hasil dan
proses. Dalam evaluasi hasil, pemeriksaan dilakukan atas hasil saja dengan melihat
pencapaian tujuan pada hasil kegiatan. Sedangkan dalam evaluasi proses,
evaluasi dilakukan atas seluruh komponen dan proses yang terlibat menghasilkan
hasil kegiatan (Purwanto, 2009: 5).
Dari paparan
pendapat tentang evaluasi tersebut dapat disimpulkan bahwa, tujuan dilakukan
evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan kegiatan pembinaan akhlak
mulia/karakter yang dilakukan telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Selanjutnya menentukan langkah yang harus ditempuh untuk meningkatkan hasil
yang telah dicapai menjadi lebih maksimal.
0 komentar:
Posting Komentar