Headlines News :
Home » » Pembinaan Akhlak Mulia/Karakter di Sekolah

Pembinaan Akhlak Mulia/Karakter di Sekolah

Written By mikailahaninda.blogspot.com on Sabtu, 07 Maret 2015 | 10.01


Pembinaan akhlak mulia di sekolah memiliki tujuan agar siswa dapat memiliki kemampuan atau kompetensi dasar yang harus dikuasai di antaranya, siswa terbiasa berperilaku dengan sifat terpuji (Muhaimin, 2003: 89). Untuk dapat mencapai kompetensi tersebut, maka proses pembinaan akhlak mulia perlu ditentukan, dipilih, dirancang organisasi isi/materi pembelajaran, strategi penyampaian serta bagaimana pengelolaannya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berakhlak mulia sesuai dengan tujuan pembinaan itu sendiri yaitu memanusiakan manusia. Ini artinya pembinaan akhlak mulia di sekolah harus mampu melatih dan mengarahkan serta membimbing siswa ke-arah perkembangan yang positif, yaitu terbentuknya akhlak mulia siswa dalam segala segi kehidupannya dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab serta memiliki keyakinan yang kuat akan hal tersebut yang dapat mendatangkan kebaikan bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta sebagai bentuk tindakan yang mengarah pada penghambaan diri terhadap sang pencipta seluruh alam yaitu Allah swt.
Dalam proses pembinaan akhlak mulia di sekolah, perlu kiranya diperhatikan karakteristik dari siswa itu sendiri sebagai subjek yang akan dibina. Ini dilakukan untuk dapat mempermudah memilih dan menentukan strategi pembinaan akhlak mulia yang harus diterapkan. Karakteristik siswa memegang peranan penting dalam proses pembinaan akhlak mulia siswa itu sendiri, sehingga perlu diperhatikan. Ini dilakukan agar nilai-nilai akhlak mulia yang diajarkan dapat terinternalisasi dan terwujud dalam tindakan nyata siswa, bukan hanya sebatas teori.
Untuk tercapainya tujuan pembinaan akhlak mulia yang diharapkan, sekolah harus dapat mengkondisikan dan menciptakan suasana yang kondusif, aman, dan nyaman bagi siswa untuk lebih mudah memahami dan menerapkan akhlak mulia yang diajarkan di sekolah. Ini dapat dilakukan antara lain, dengan berbagai bentuk tindakan, ucapan, dan sikap semua warga sekolah yang dapat dicontoh oleh siswa sebagai dasar penanaman akhlak mulia, seperti yang diungkapkan Black bahwa: 
Character education is often introduced into the classroom through the study of heroes and heroines. Students examine the character traits personified in the heroes and heroines. Yet such study is only one part of the whole of character education when it is infused into the school community's ethos. "To become grounded in basic values, students must see good examples in all aspects of school life and be taken seriously. (Black, 1996, diambil pada tgl. 01 Juli 2010, dari http://www.ericdigests.org/2001-2/character.html).

Dari pendapat Black tersebut dapat dipahami bahwa pembinaan akhlak mulia selama ini sudah sering diperkenalkan di dalam kelas melalui berbagai studi tentang kepahlawanan. Dengan demikian, siswa diharapkan dapat memperhatikan nilai-nilai akhlak mulia yang terdapat pada setiap tokoh pahlawan yang diajarkan. Ini merupakan salah satu bagian dari keseluruhan pendidikan karakter yang diterapkan dalam lingkungan sekolah. Untuk dapat meletakkan nilai-nilai dasar tentang contoh-contoh yang baik dalam semua aspek kehidupan sekolah, sehingga siswa dapat memperhatikan berbagai contoh yang baik dalam segala aspek kehidupan sekolah yang dianggap penting.
Sekolah sebagai tempat pembinaan akhlak mulia harus dapat menciptakan suasana positif bagi siswa sehingga dapat mendukung tercapainya pembinaan akhlak mulia siswa. Sekolah harus mengoptimalkan semua sumber daya yang ada untuk mendukung proses pembinaan akhlak mulia siswa, antara lain dengan menciptakan hubungan yang harmonis antara semua warga sekolah sebagai satu kesatuan yang saling mendukung untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini, Jackson, Boostrom & Hansen mengatakan:
a way of trying to make people better than they are which means that it is always legitimate to ask questions about how well or how poorly the teacher's students are being treated. And to raise questions about how one person treats another, no matter what the relationship, is to enter domain of moral judgment (Abeer Al-Hooli & Zaid Al-Shammari, 2009:3).
  
Dari pendapat Jackson tersebut dapat dilihat bahwa kehidupan sekolah sebagai suatu cara untuk mencoba membuat orang lebih baik. Sekolah juga perlu memperhatikan bagaimana bentuk hubungan yang dibangun oleh para guru terhadap siswanya sebagai upaya menanamkan nilai-nilai akhlak mulia terhadap para siswa. Terkait dengan hal ini Jewell (Abeer Al-Hooli & Zaid Al-Shammari: 2009: 3) mengidentifikasi empat paradigma yang kontras tentang perkembangan moral yaitu:
a.       Kemampuan untuk menyelesaikan dilema moral dengan refleksi bijaksana, bukan reaksi naluriah (The ability to resolve moral dilemmas with thoughtful reflection, rather than instinctive reaction).
b.      Kesediaan untuk terlibat dalam perilaku moral dan menjauhkan diri dari perilaku tidak bermoral (the willingness to engage in moral behavior and eschew immoral behavior).
c.       Kesediaan untuk terlibat dalam perilaku sosial dan bukan menjadi terisolasi dan menutupi diri (the willingness to engage in social behavior rather than be isolated and self absorbed).
d.      Kemauan untuk praktek penyangkalan diri dari memanjakan diri (the willingness to practice self denial than self-indulgence).
Dari penjelasan Jewell tersebut, dapat diketahui bagaimana peran sekolah dalam mendidik siswa menjadi berakhlak mulia, sehingga mampu menyelesaikan permasalahan dengan bijaksana yang tentunya didasari dengan berbagai pertimbangan secara sadar, melibatkan diri secara aktif dalam perilaku moral (akhlak mulia), serta menjauhkan diri dari perbuatan tidak bermoral (akhlak tercela), selalu terbuka dengan pergaulan sosial dalam kehidupan sehari-hari dan tidak menutup diri, serta mau untuk melakukan introspeksi diri atas semua yang dilakukan. Dengan demikian, diharapkan siswa setelah lulus dari sekolah dapat menerapkan semua ilmu yang dipelajari dalam kehidupan masyarakat.
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Berbagi | AULIA | Mikaila
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DARIKU UNTUKMU - All Rights Reserved