Istilah
pendekatan masih bersifat aksiomatis yang menyatakan pendirian, filsafat, dan
keyakinan, walaupun hal itu tidak mesti dapat dibenarkan. Istilah pendekatan
terkait dengan serangkaian asumsi mengenai hakikat pembelajaran. Pendekatan
juga dapat diartikan sebagai kerangka filosofis dan teoretis yang menjadi dasar
pijakan bagi cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan (Moh. Roqib,
2009: 90).
Secara umum di
Indonesia dikenal beberapa istilah pendekatan yang popular dalam pengajaran,
seperti Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,
Menyenangkan (Inovatif) (Moh. Roqib, 2009: 90), dan pendekatan Contextual
Teaching & Learning (CTL) yang sekarang sedang dipopularkan di dunia
pendidikan.
Menurut
Ramayulis (2006: 169-175) terdapat tujuh pendekatan dalam pembinaan akhlak
mulia, yaitu:
a.
Pendekatan pengalaman, yakni pendekatan
yang lebih menekankan pembinaan akhlak mulia dengan memberikan
pengalaman-pengalaman keagamaan kepada siswa dalam rangka penanaman nilai-nilai
akhlak mulia.
b.
Pendekatan pembiasaan, di sini pembinaan
akhlak mulia lebih ditekankan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
senantiasa mengamalkan perilaku akhlak mulia (akhlaq
karimah) dalam tindakan sehari-hari.
c.
Pendekatan emosional, di sini pembinaan
akhlak mulia lebih ditekankan dari segi emosional dengan menggugah perasaan dan
emosi siswa serta memberikan berbagai motivasi kepada siswa agar dengan ikhlas
mengamalkan semua ajaran agama terutama yang berkaitan langsung dengan akhlak
mulia (akhlal karimah).
d.
Pendekatan rasional, di sini pembinaan
akhlak mulia siswa lebih ditekankan pada aspek pemikiran dengan menggunakan
akal (rasio) dalam rangka memahami dan menerima kebenaran dari nilai-nilai
agama yang mencerminkan akhlak mulia.
e.
Pendekatan fungsional, di sini pembinaan
akhlak mulia disesuaikan dengan memperhatikan tingkat perkembangan siswa itu
sendiri, agar penekanan pembinaan akhlak mulia dapat secara langsung diterapkan
sesuai kemampuan siswa dalam kehidupannya sehari-hari.
f.
Pendekatan keteladanan, di sini
pembinaan akhlak mulia dilakukan dengan lebih mengarah pada pemodelan atau
pemberian contoh (teladan) akhlak mulia secara langsung kepada siswa, dengan
menciptakan kondisi lingkungan serta pergaulan yang mencerminkan akhlak mulia
dari semua warga sekolah, serta secara tidak langsung yaitu dengan melalui
ilustrasi berupa kisah-kisah keteladanan yang dapat memberikan gambaran kepada
siswa bagaimana berakhlak mulia.
g.
Pendekatan terpadu, di sini pembinaan
akhlak mulia dilakukan dengan memadukan beberapa pendekatan secara serentak
dalam proses pembelajaran.
Dari ketujuh pendekatan
pembinaan akhlak mulia tersebut, pendekatan terpadu yang paling tepat untuk
diterapkan dalam proses pembinaan akhlak mulia siswa di sekolah, karena
pendekatan ini bersifat komplit dan saling melengkapi, sehingga proses
pembinaan akhlak mulia/karakter siswa akan lebih bersifat kontekstual dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan sekolah.
0 komentar:
Posting Komentar