BAGIAN VIII
KONSEP DASAR POLITIK PEMERINTAHAN
A. Kompetensi Dasar
Setelah
mempelajari materi pada bagian ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
menjelaskan konsep dasar politik pemerintahan serta mampu menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Deskripsi Materi
1. Pengertian
Politik
Politik (dari
bahasa Yunani: politikos,
yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitan dengan warga negara),
adalah proses
pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang
antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi
yang berbeda mengenai hakikat politik
yang dikenal dalam ilmu politik.
Politik adalah
seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. Para ahli banyak
mengemukakan pendapatnya tentang pengertian politik dengan meninjau dari
berbagaiaspek. Berikut dijelaskan beberapa pendapat ahli tentang politik,
yaitu:
1.
Rod
Hagu
Politik
adalah kegiatan yang menyangkut cara bagaimana kelompok-kelompok mencapai
keputusan-keputusan yang bersifat kolektif dan mengikat melalui usaha untuk
mendamaikan perbedaan-perbedaan diantara anggota-anggotanya.
2.
Andrew
Heywood
Politik adalah
kegiatan suatu bangsa yang bertujuan untuk membuat, mempertahankan, dan
mengamademen peraturan-peraturan umum yang mengatur kehidupannya, yang berarti
tidak dapat terlepas dari gejala komflik dan kerjasama.
3.
Carl
Schmid
Politik adalah
suatu dunia yang didalamnya orang-orang lebih membuat keputusan - keputusan daripada
lembaga-lembaga abstrak.
4.
Litre
Politik didefinisikan sebagai ilmu memerintah dan mengatur Negara.
Politik didefinisikan sebagai ilmu memerintah dan mengatur Negara.
5.
ROBERT
Definisi politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia.
Definisi politik adalah seni memerintah dan mengatur masyarakat manusia.
6.
IBNU
AQIL
Politik adalah hal-hal
praktis yang lebih mendekati kemaslahatan bagi manusia dan lebih jauh dari
kerusakan meskipun tidak digariskan oleh Rosulullah S.A.W.
Bagi kaum
institusionalis seperti Roger F. Soltau (1961: 4), menyatakan: Ilmu politik
adalah kajian tentang Negara, tujuan-tujuan
Negara, dan lembaga- lembaga yang akan melaksanakan tujuan-tujuan itu;
hubungan antara Negara dengan warga negaranya serta dengan Negara- Negara lain.
Sementara itu Deliar Noer mencoba
merumuskan pengertian politik yaitu “ilmu politik memusatkan perhatiannya
terhadap permasalahan- permasalahan kekuasaan dalam kehidupan bersama atau
masyarakat” (Noer,1965:56).
Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ilmu politik merupakan
ilmu yang membahas tentang tatanan Negara dan pemeritahan dan bagaimana
menjalankan tujuan-tujuan Negara tersebut untuk kemakmuran warga negaranya.
2. Ruang
Lingkup Ilmu Politik
Ruang lingkup
disiplin ilmu politik konterporer sangat luas. Menurut O’Leary 2000:797)
(subbidang utama dari penyelidikan ilmu
politik meliputi: pemikiran politik, lembaga-lembaga politik, sejarah politik,
politik perbandingan, ekonami politik, administrasi politik.
Berbicara
tentang ilmu politik, tentu tidak terlepas dari adanya berbagai pandangan
tentang teori-teori yang berhubungan dengan ilmu politik itu sendiri, berikut
dijelaskan beberapa teori yang terkait dengan ilmu politik:
1.
Teori Politik
Konsep politik
lahir dalam pikiran (mind) manusia dan bersifat abstrak. Konsep digunakan dalam
menyusun generalisasi abstrak mengenai beberapa phenomena, yang disebut sebagai
teori. Berdasarkan pengertiannya, teori politik bisa dikatakan sebagai bahasan
dan generalisasi dari phenomena yang bersifat politik. Menurut Thomas P. Jenkin dalam The
Study of Political Theory teori politik
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a.
Norms for political behavior,
yaitu teori-teori yang mempunyai dasar moral dan norma-norma politik. Teori ini
dinamakan valuational (mengandung nilai). Adapun yang termasuk
golongan antara lain filsafat politk, teori politik sistematis, ideologi, dan
sebagainya.
b.
Teori-teori politik yang menggambarkan
dan membahas phenomena dan fakta-fakta politik dengan tidak mempersoalkan
norma-norma atau nilai (non valuational), atau biasa dipakai istilah “value
free” (bebas nilai). Biasanya bersifat deskriptif dan berusaha membahas
fakta-fakta politik sedemikian rupa sehingga dapat disistematisi dan
disimpulkan dalam generalisasi-genera-lisasi.
2.
Pemikiran Politik
Subbidang ini
merupakan akumulasi bangunan teks dan tulisan para filsuf besar yang membingkai
pendidikan intelektual kepada banyak mahasiswa politik. Diantaranya karya-karya
besar para pemikir sejak zaman pelato dan arisoteles, zaman pertengahan dan awal modern dan karya-karya
Aquinas,Agustine, Hobbes,Locke, Rousseau,dan Montesquieu, serta buku-buku
penulis moderen seperti Kant, Hegel, Marx, Tocqueville, dan Mill (O’Leary,
2000:788)
3.
Lembaga-lembaga Politik
Lembaga-lembaga
politik merupakan kajian terhadap lembaga politik khususnya peranan konstitusi,
ekskutif, birokrasi, yudikatif, partai politik dan sistem pemilihan yang mula-mula
mendorong pembentukan formal jurusan-jurusan lmu politik dibanyak universitas
pada abad ke-19 (Miller, 2002: 790).
Sebagian besar
mereka tertarik pada urusan penelusuran
asal-usul dan perkembangan lembaga-lembaga politik dan memberikan deskripsi-deskripsi
penomenologis; memetakan konsekuensi formal dan procedural dari
institusi-institusi politik.
4.
Sejarah Politik
Banyak para
ilmuan politik yang menjelaskaan tentang sejarah politik walaupun sering bias
terhadap sejarah kontemporer. Pada umumnya mereka percaya bahwa tugas ilmuan
politik menawarkan penjelasan reprodiktif, bukannya prediksi-prediksi kritis
yang sangat deskriptif. Mereka yakin bahwa kebenaran terletak pada arsif
pemerintah (O’Leary, 2000: 790). Selain itu secara garis besar politik cenderung
terbagi dua kubu:
a.
High
politic (Politik Tinggi), yaitu yang mempelajari perilaku
politik para pembuat keputusan elite, mereka percaya bahwa kepribadian dan
mekanisasi para elite politik adalah kunci pembuat sejarah. Mereka pun percaya
bahwa perluasan kekuasaan dan kepentingan diri dapat menjelaskan perilaku
sebagian kaum elite.
b.
Low
politic (Politik Bawah), mereka percaya bahwa perilaku
politik massa dapat memberikan kunci untuk menjelaskan episode-episode politik
utama seperti halnya beberapa revolusi yang terjadi. Selain itu, bagi mereka
charisma, plot, maupun blunder para pemimpin kurang begitu penting dibandingkan
dengan perubahan nilai-nilai kepentingan dan kolektifitas (O’Leary, 2000: 790).
5.
Teori Kenegaraan
Teori ini sering
diduga teori politik yang paling padu dalam memberikan perhatian bagi teori
politik kontemporer, pemikiran politik, administrasi public, kebijakan public,
sosiologi politik (O’Leary’ 2000: 794).mengingat kebanyakan ilmu politik
kontemporer memfokuskan pada organisasi Negara dalam sistem demokrasi liberal.
Dalam hal ini, demokrasi liberal sebagai bagian dari jawaban terhadap
perkembangan kegiatan Negara yang pada abad ke-20 telah terlihat fungsi-fungsi
negera melebar melampaui inti minimal pertahanan, keteraturan dan pembuatan hokum
serta perlindungan terhadap agama dominan hingga meliputi managemen dan
regulasi ekonomi serta social yang ekstensik (O’Leary, 2000: 795).
6.
Hubungan Internasional
Hubungan antar
Negara adalah hubungan internasional. Asal-usul hubungan internasional terdapat
dalam karya para teolog, yang mengajukan argument tentang kapan dan bagaimana
perang itu dianggap adil, seperti karya Grotius, Pufendorr, dan fettle
yang mencoba menyatakan bahwa ada hokum
bangsa-bangsa yang sederajat dengan hokum domestic Negara-negara, dan
karya-karya para filsuf politik, seperti Rousseau dan Kant yang membahas
kemungkinan perilaku moral dalam perang dan kebutuhan akan tatanan
internasional yang stabil dan adil (O’Leary, 2000: 794).
3. Tujuan dan Fungsi Ilmu Politik
Dalam beberapa
hal ilmu politik memiliki sifat ambigu, mendua, dan paradok. Dalam ilmu
terkandung rasa campuran antara ingin tahu, menarik, jijik, bernafsu, serakah
dan sikap-sikap positif bergalau dengan negative. David after dalam bukunya
yang berjudul introduction to political analysis, seks (after, 1996: 5).
Sebagaimana seks politik menjadi suatu pokok kajian yang dihindari dalam
masyarakat yang sopan. Akan tetapi, sebagaimna kita butuh akan keindahan,
kemesraan, kesenangan, kekuasaan, dan keagungan sebagai pemimpin dan penakhluk
dimuka bumi ini, kita perlu tahu dan merasakan hal-hal Dalam beberapa hal ilmu
politik memiki sifat ambigu, mendua, dan paradok. Dalam ilmu terkandung rasa
campuran antara ingin tahu, menarik,jijik, bernafsu, serakah dan sikap-sikap
positif bergalau dengan negative. David after dalam bukunya yang berjudul
introduction to political analysis, seks (after, 1996: 5). Sebagaiman seks
politik menjadi suatu pokok kajian yang dihindari dalam masyarakat yang sopan.
Akan tetapi, sebagaimna kita butuh akan keindahan, kemesraan, kesenangan,
kekuasaan, dan keagungan sebagai pemimpin dan penakhluk dimuka bumi ini, kita
perlu tahu dan merasakan hal-hal yang terlarang pada suatu masalah, kita pun membutuhkan
kontaversi dari masalah lain. Tidak aneh jika dalam mempelari ilmu politik
membangkitkan perasaan yang mendalam, seperti rasa cinta, setia, bangga,
sekaligus rasa jijik, benci, malu, dan marah.
Sebagai sebuah
disiplin ilmu ruang lingkup ilmu politik lebih luas dan umum daripada ideology
apapun. Akan tetapi, secara khusus untuk memahami nilai-nilai demokrasi hal itu
begitu tampak, tertama di amerika serikat dan di Negara-negara barat lainnya
yang mengunggulkan cita-cita demokrasi dalam praktik-praktik kelembagaan.
Setidaknya secara umum terdapat tiga makna tujuan mempelajari ilmu politik:
1.
Perspektif intelektual
Tujuan
politik adalah tindakan politik untuk mencapainya, diperlukan pembelajaran
untuk memperbesar kepekaan pembelajar sehingga ia dapat bertindak agar dapat
bertindak dengan baik secara politik orang perlu mempelajari asas dan nilai
seni politik dan nilai-nilai yang di anggap penting oleh masyarakat, seperti
bagaimana nilai-nilai diwujudkan dakam lembaga-lembaga serta taktik dan
strategi yang digunakan untuk bertindak dengan demikian orang belajar bagaimana
kekuasaan di jinakkan oleh Promet Heus dan diabdikan kepada tujuan manusia yang
positif. Sebagai contoh, Plato dan Aristoteles diakadem-akademi yunani, dan
juga mereka sangat terlibat dalam politik praktis. Jadi, perspektf intelektual
dalam politik adalah perspektif yang mempergunakan diri sendiri sebagai titik
tolak sebab perspektif itu bertolak dan bangun berdasarkan apa yang dianggap
salah oleh individu maka pemikiran individu itu yang memperbaikinya.
2.
Persfektif Politik
Maksudnya
adalah bahwa pandangan intelektual mengenai oilitik tidak banyak berbeda dengan
pandangan politisi. Bedanya jika politisi lebih bersifat “segera” (yang ada
kini dan di sini, daripada hal-hal yang teoritis), sedangkan intelektual dapat
menjadi politisi jika ia mampu memasukkan masalah politik dalam pelayanan suatu
kepentingan atau tujuan. Sebagai contoh, sebuah kasus dengan adanya sistem
pemilihan langsung di Indonesia, banyak intelektual yang bersedia menjadi calon
legislative dan eksekutif pusat dan daerah. Dengan kampanye bergaya “ orator
mendadak”, dalam waktu singkat mereka mempersiapkan dan menggunakan strategi
itu dari yang biasanya sangat teoritis mendadak berubah ke dalam suatu kerangka
kerja yang bersifat praktis. Hal ini mirip dengan apa yang dinyatakan Robert
Dhal (1967: 1-90) bahwa dalam waktu singkat mereka telah menjadi politis.
3.
Perspektif ilmu politik
Dalam
hal ini, pollitik dipandang sebagai ilmu. Ia menilai politik dari sisi
intelektual degan pertimbangan kritis sea memiliki kretiria yang sistimatis.
Pendirian ini memandang teradap kehdupa kedepan, untuk meramalkan akibat
tindakan politik maupun kebijakan para politisi. Jika para politisi memandang
politik sebagai psat kekkuasaan public, kaum intelektual memandang politik
sebagai perluasan pusat moral dari diri. Dengan demikian, politik sebagi ilmu
menaruh perhatian pada dalil-dalail, keabsahan, pecobaan, hokum keragaman, dan
pembentukan asas-asas yang universal
(Apter, 1996:21)
Tentu
saja ilmuan politik professional memandang politik sebagai suatu sistem sebagai
perubah terorganisasi yang saling berinteraksi. Sistem itu meliputi pemerintah,
partai politik, kelompok kepentingan, kebijaksanaan, termsuk individu-individu.
Baik intelekual maupun politisi dapat saja meragukan, apakah politik itu ilmu?
Sebab sebagian besar dari mereka berasumsi bahwa politik itu seni. Politik
dapat memiliki dampak terbaik, bahkan terburuk kepada rakyat. Di satu sisi,
politik pun meyerupai agama dalam beberapa aspirsiinya, dan mirip tindakan
kejahatan dalam sebagian kegiatannya, seperti licin curang , dan serakah.
Dalam
ilmu politik begitu banyak macam perasaan, sehingga sebagian orang ada juga
menganggap bahwa pilitik itu adalah suatu hal yang menjijikan. Namun, beberapa
kalangan juga menganggap bahwa politik itu adalah seni. Walau bagaimana pun
sebuah politik itu, ia tetap saja di butuhkan dalam sebah pemerintahan suatu
Negara atau dalam suatu kehidupan karena pada dasarnya politik itu adalah
ajakan atau suatu tindakan mempengaruhi seseorang untuk mengikuti orang yang
memberikan pengaruh untuk tujuan tertentu.
4. Implementasi Ilmu Politik Dalam
Masyarakat
Implementasi
atau penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir, pola sikap,
dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain, wawasan nusantara
menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam rangka
menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan bermayarakat, berbangsa dan
bernegara. Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada
kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh.
Tujuan
akhir pendidikan ilmu politik ini yaitu bagaimana membentuk karakteristik
mahasiswa agar memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu politik serta dapat
menerapkannya dalam kehitupan sehari-hari. Bentuk nyata implementasi ilmu
politik dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa antaralain yaitu mampu menyikapi
berbagai problematika politik yang terjadi di lingkungan sekitar, serta mampu
menentukan sikap.
Evaluasi:
Setelah mempelajari materi konsep dasar politik pemerintahan ini,
coba kalian jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1.
Jelaskan apa
pengertian dari ilmu politi pemerintahan!
2.
Jelaskan mengapa
ilmu politi pemerintahan itu penting untuk dipelajari
3.
Jelaskan
bagaimana contoh penerapan ilmu politik pemerintahan dalam kehidupan
sehari-hari!
4.
Jelaskan
bagaimana peran ilmu politik pemerintahan khususnya pada kondisi era pasca
reformasi saat sekarang ini di Indonesia!
0 komentar:
Posting Komentar