BAGIAN II
A. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi pada bagian II ini,
mahasiswa diharapkan dapat menguasai struktur
keilmuan IPS (Fakta, Konsep, dan Generalisasi.
B. Deskripsi Materi
Dalam proses pembelajaran konsep dasar IPS terdapat beberapa tahapan
struktur pengetahuan yang harus dipahami dan dikuasai oleh mahasiswa,
antaralain yaitu, Fakta, Konsep, dan Generalisasi.
1. Fakta
Untuk mendefinisikan fakta sesungguhnya tidaklah semudah yang sering kita
bayangkan. Masih terdapat bergagai pendapat dan tafsiran yang cukup melelahkan.
Apa sesungguhnya fakta itu? Menurut Oxford Advanced Learner’s Dictionary of
Current English (2000: 449-450), yang dimaksud fakta adalah sebagai berikut:
1)
Sesuatu yang digunakan untuk mengacu
pada situasi tertentu atau khusus.
2)
Kualitas atau sifat yang actual (nyata)
atau dibuat atas dasar fakta-fakta. Kenyataan; kenyataan fisik atau pengalaman
praktis sebagaimana dibedakan dengan imajinasi, spektualisasi, atau teori
3)
Sesuatu hal yang dikenal sebagai yang
benar-benar ada dan terjadi, terutama yang dapat dibuktikan oleh evidensi
(bukti) yang benar atau dinyatakan benar-benar terjadi.
4)
Hal yang terjadi dapat dibuktikan oleh
hal-hal yang benar, buan oleh berbagai hal yang telah ditemukan.
5)
Suatu penegasan, pernyataan, atau
informasi yang berisi atau berarti mengandung sesuatu yang memiliki kenyataan
objektif, dalam arti luas adalah sesuatu yang ditampilkan dengan benar atau
salah karna memiliki realitas objektif.
Sementara itu, pengertian tentang fakta juga banyak dikemukakan oleh para
ahli seperti berikut ini:
1)
Bachtiar (1997: 112-113) fakta merupakan
abstraksi dari kenyataan yang diamati, yang sifatnya terbatas dan dapat diuji
kebenarannya secara empiris.
2)
Schuncke (1998: 19) fakta merupakan
building blocks yang digunakan untuk mengembangkan konsep.
3)
Helius Sjamsuddin (1996: 5) bahwa fakta
umumnya erat hubungannya dengan jawaban atas apa, siapa, kapan, dimana, dan
juga dapat berupa benda-benda yang benar-benar ada atau peristiwa apa yang
pernah terjadi pada masa lalu.
4)
Goode (1952: 7-8) fakta harus merupakan
rumusan yang tajam, tertentu, tidak mengandung pertanyaan dan memiliki bukti
sendiri.
5)
James A. Banks (1977: 84) fakta adalah
kejadian berbagai hal atau peristiwa tertentu yang pada gilirannya menjadi data
mentah atau pengamatan dari ilmuan-ilmuan sosial.
Dari beberapa uraian pendapat ahli tentang pengertian fakta di atas, dapat
disimpulkan bahwa fakta adalah hal (keadaan, peristiwa) yg merupakan
kenyataan yang sungguh-sungguh terjadi dan terjamin
kebenarannya atau sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Fakta adalah segala sesuatu yang terjadi, dapat diamati, diraba, dilihat,
dirasa dan terjadi pada tempat dan waktu tertentu. Ini artinya banwa fakta
merupakan suatu bukti terjadinya sesuatu. Bila sesuatu tersebut menyangkut
kehidupan masyarakat banyak dan bersifat sosial, maka fakta tersebut disebut
sebagai fakta sosial.
Fakta merupakan pernyataan positif
dan umusannya sederhana, terkadang pendidik juga perlu mencari upaya untuk
lebih menjelaskan pengertian fakta ini dengan cara yang sederhana misalnya
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa, seperti:
1)
Siapakah temanmu yang tidak hadir hari ini pada
perkuliahan hari ini?
2)
Siapakah nama dosen matakuliah Konsep Dasar IPS
Anda yang sedang mengajar saat ini?
3)
Ada berapa bangku tempat duduk yang ada di ruang ini?
Berdasarkan jawaban yang dikemukakan mahasiswa atas pertanyaan di atas
menunjukkan sebuah fakta. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa fakta itu
sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya. Namun demikian, perlu disadari
bahwa fakta bukan tujuan akhir dari pengajaran IPS. Pengetahuan yang hanya
bertumpu pada fakta akan sangat terbatas. Hal ini disebabkan karena:
1) Kemampuan
untuk mengingat fakta sangat terbatas
2)
Fakta bisa berubah pada suatu waktu, misalnya tentang
perubahan iklim di suatu kota, perubahan bentuk pemerintahan, dan sebagainya.
3) Fakta
hanya berkenaan dengan situasi khusus.
Fakta merupakan salah satu bahan kajian yang amat
penting dalam mata pelajaran IPS. Dengan kata lain bahwa fakta merupakan salah
satu materi yang dikaji dalam IPS. Dengan fakta-fakta yang ada kita dapat
menyimpulkan sesuatu atau beberapa peristiwa yang pernah terjadi. Fakta
merupakan titik awal untuk membentuk suatu konsep. Dari beberapa konsep yang
saling berkaitan kita dapat membentuk suatu generalisasi. Fakta, konsep, dan
generalisasi merupakan bahan kajian dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang harus
dipahami siswa.
2. Konsep
Perang, damai, konflik, dan sebagainya merupakan
peristiwa sosial. Apakah perang merupakan konsep? Mengapa perang disebut
sebagai konsep? Apa ciri-ciri konsep? Konsep merupakan salah satu komponen
dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS.Bila beberapa fakta
dikumpulkan dan dilakukan penarikan kesimpulan, maka hasilnya disebut
dengan konsep. Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 588) konsep diartikan
sebagai gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yang ada di luar
bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain.
Pengertian tentang konsep menurut para ahli dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1)
Schwab (1969: 12-14), konsep merupakan
abstraksi, suatu konstruksi logis yang terbentuk dari kesan, tanggapan, dan
pengalaman-pengalaman kompleks.
2)
James A. Banks (1977:85) suatu konsep
adalah suatu kata abstrak atau frase yang bermanfaat untuk mengklasifikasikan
atau menggolongkan suatu kelompok berbagai hal, gagasan atau peristiwa.
3)
Jack R. Frankel mengatakan bahwa
sebenarnya konsep-konsep itu dalam kenyataannya tidak ada.
4)
Menurut Soedjadi (2000:14) pengertian
konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi
atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau
rangkaian kata.
5)
Menurut Bahri (2008:30) pengertian
konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang
sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap
objek-objek yang dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan
tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk
representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam
bentuk suatu kata (lambang bahasa).
6)
Menurut
More dalam Skell (1995:30),
konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam benak atau fikiran manusia berupa
ide dan gagasan.
7)
Parker mengemukakan konsep adalah gagasan-gagasan tentang sesuatu, atau
gagasan yang ada melalui contoh-contoh.
8)
Menurut Savage
dan Armstrong (1996:24) mengatakan bahwa: “Konsep tidak dapat dipelajari dalam
kekosongan, melainkan dicapai dalam suatu proses yang melibatkan fakta-fakta
yang khusus”.
Selanjutnya, Fraenkel (1988) menklasifikasikan
jenis-jenis konsep menjadi enam macam.
1)
Konsep
konjungtif, yaitu konsep yang
berfungsi untuk menghubungkan dari keberadaan dua atau lebih atribut yang
semuanya harus ada. Contohnya, konsep anak berarti ia adalah individu yang
masih kecil dan masih berusia satu sampai sepuluh tahun. Selain itu, prilakunya
pun masih belum dewasa. Sebaliknya, konsep ibu maupun ayah mencerminkan orang
dewasa yang sudah cukup tua untuk memiliki anak.
2)
Konsep
disjungtif, mencerminkan adanya
alternative-alternatif yang beragam. Contohnya, konsep olahraga bentuk dan
jenisnya dapat berupa permainan sepakbola, tenis meja, marathon, dan
sebagainya.
3)
Konsep
relasional, yang memiliki arti
mengandung suatu hubngan khusus antara dua atribut maupun lebih yang dinyatakan
secara esplisit dengan bilangan tertentu. Contohnya, konsepkecepatanmobil
dihubungkan dengan rata-rata per kilometer per jam. Konsep ini di hubungkan
dengan meter kubik. Konsep luas dihubungkan dengan berapa meter persegi.
4)
Konsep
deskriptif, adalah konsep yang
menuntut jawaban tentang gambaran suatubenda. Konsep deskriptif ini pun
menuntut pemahaman karakterstik atau cirri-ciri esensial yang sama dalam
mengemukakan pendapat. Contohnya, apa itu kursi? Apa itu presiden? Dan
sebagainya.
5)
Konsep
valuatif, yaitu konsep yang
berhubungan dengan pertimbangan baik atau buruk, salah ataupun benar, cantik
taupun jelek rupa, dan sebagainya.
6)
Konsep campuran antara deskriptif dan
konsep valuatif, yaitu suatu konsep yangtidak hanya memberikan penjelasn
tentang suatu karakteristik yang dimiliki oleh benda tersebut, tetapi juga
sekaligus memberikan sikap ataupun penlaian terhadap pernyataan tersebut.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa konsep merupakan
satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang
yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang
dihadapi, sehingga objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek
dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga.
Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata (lambang bahasa).
Jadi pengertian konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena
tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang
sama.” Konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas objek-objek,
kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai
atribut yang sama. Contohnya “keluarga”, maka dalam konsep keluarga itu
pasti ada bapak, ibu, anak, saudara.
Contoh konsep lain adalah korupsi. Korupsi
merupakan suatu tindakan penyimpangan dari untuk kepentingan umum dialihkan
untuk kepentingan pribadi atau kelompok.Konsep adalah suatu kesepakatan bersama
untuk penamaan sesuatu dan merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan
berfikir dan memecahkan masalah. Dari pengertian tersebut dapat ditarik sebuah
ke simpulan bahwa konsep mengandung atribut. Atribut adalah ciri yang
membedakan tabel objek atau peristiwa atau proses dari obyek, peristiwa atau
proses lainnya. Atribut dapat didasarkan atas fakta berupa informasi konkret
yang dapat dibuktikan melalui laporan seseorang atau hasil pengamatan langsung.
Laporan verbal, gambar-gambar, chart yang berisi data dapat digunakan untuk
mengkomunikasikan atribut. Misalnya jika kita memperoleh sesuatu bahwa
ada sebuah benda yang terbuat dari kayu, memiliki empat buah kaki, ada bidang
datar di atas kaki tersebut yang dipergunakan untuk menulis. Maka dengan
kemampuan mental kita, informasi yang berupa fakta tersebut kita sederhanakan
dengan cara memberi nama atau label yaitu “meja tulis”.
Dari contoh tersebut menggambarkan bahwa seseorang
harus terlibat dalam proses berfikir, karena ia sedang memikirkan tentang
contoh-contoh konsep. Proses berfikir tersebut sering disebut dengan istilah “konseptualisasi”. Oleh
karena itu, kesan mental (mental image) dari seseorang tentang suatu konsep
akan berbeda karena tergantung kepada latar belakang pengetahuan, ilmu yang
dimiliki, dan budaya orang yang melakukan konseptualisasi. Karena setiap orang membangun
konsepnya sendiri berdasarkan pengalaman, dalam membaca buku, diskusi dan
sebagainya sehingga ia menangkap sesuatu bahwa:
1) Konsep
bukan suatu verbalisasi/tidak spesifik.
2)
Konsep adalah kesadaran mental yang bersifat
internal yang mempengaruhi perilaku.
Konsep sangat penting bagi kehidupan manusia karena
konsep dapat membantu seseorang untuk mengorganisasikan informasi atau data
yang mereka terima. Konsep dapat menempatkan informasi dalam kategori-kategori
atau kelompok-kelompok dan mempertimbangkan hubungan antar data.
Konsep dapat dinyatakan dalam sejumlah bentuk konkrit
atau abstrak, luar atau sempit, satu atau frase. Beberapa contoh konsep yang
bersifat konkrit, misalnya seperti dibawah ini:
1)
Manusia
2)
Gunung
3)
Lautan
4)
Daratan
5)
Rumah
6)
Negara
7)
Barang konsumsi
8)
Pakaian
9)
Pabrik.
Adapun contoh dari
konsep yang bersifat abstrak seperti berikut dibawah ini:
- Demokrasi
- Kejujuran
- Kesetiaan
- Keadilan
- Kebebasan
- Tanggung jawab
- Hak
- Pertimbangan
- Sistem hukum (dll).
3. Generalisasi
Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering melakukan
generalisasi dalam berbagai hal, misalnya “Semua manusia butuh makan dan minum”.
Dalam kehidupan sehari-hari “manusia butuh uang untuk memenuhi kebutuhannya”.
Kedua pernyataan ini menghubungkan beberapa konsep, yakni konsep kebutuhan dan uang. Apakah pernyataan tersebut
merupakan generalisasi? Mengapa pernyataan tersebut disebut sebagai
generalisasi? Apa ciri-ciri generalisasi? Generalisasi merupakan salah
satu konsep dasar yang harus dikuasai untuk mempelajari IPS, karena dalam
pembelajaran IPS banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak maupun konkrit yang
didasarkan atas fakta yang terjadi di lingkungan sekitar mahasiswa didik.
Hubungan antar dua atau lebih konsep yang sudah
teruji secara emperis dinamakan generalisasi. Oleh karena itu generalisasi
dapat berbentuk proposisi, hipotesis, inferens, kesimpulan, pemahaman, atau
prinsip.
Untuk lebih jelasnya berikut dijelaskan tentang definisi generalsasi
menurut para ahli yaitu:
1)
Banks (1977: 26;27) generalisasi adalah
pernyataan hubungan dua konsep atau lebih.
2)
Eggen dan Harder Kauchak (1988: 58)
generalisasi menghubungkan konse satu sama lain, selanjutnya merupakan
kesimpulan dari pengalaman kita. Generalisasi bahkan ebih bermanfaat
dibandingkan konsep, sebab generalisasi lebih mampu meringkas infrmasi
disbanding dengan yang konsep lakukan. Generalisasi dapat juga menguraikan
dunia sosial kita dengan teliti. Generalisasi menyatakan hubungan antara dua
konsep atau lebih, sering mengidentifikasi penyebab dan efek, dapat digunakan
untuk meramalkan suatu kejadian dimasa depan yang berhubungan dengan yang
dinyatakan dalam generalisasi.
3)
Fuad Hasan (1997:10-11 generalisasi
adalah kesimpulan yang ditariksecara induktif mengenai dua hubungan fakta-fakta
atau lebih yang melahirkan teori.
4)
Sjamsuddin (1996:19) generalisasi adalah
pernyataan yang menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang berfungsi
sebagai embantu brpikir dan memahami, tidak sekedar mendeskripikan data, tetapi
juga memberikan struktur.
Ditinjau dari tipe-tipenya, generalisasi menurut Frankel (1980: 74), dapat
dibedakan menjadi empat macam, yaitu generalisasi deskriptif, kausal,
korelatif, dan kondisional.
1)
Generalisasi deskriptif, yaitu suatu
generalisasi yang hanya mendeskripsikan suatu hubungan yang ada. Contohnya,
peradaban menyebar ke Afrika, Asia, dan Amerika, baik melalui kolonisasi maupun
cara-cara damai.
2)
Generalisasi kausal, yaitu suatu generalisasi
yang menjelaskan hubungan sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Contohnya,
adanya imperialism barat, melahirkan nasionalisme Asia dan Afrika.
3)
Generalisasi korelatif, suatu
generalisasi yang menunjukan adanya hubungan satu sama lain. Contohnya, pada
umumnya industry berat di Eropa berdekatan dengan tambang-tambang batu bara.
4)
Generalisasi kondisional, artinya
suatu generalisasi yang menyarankan apa yang akan terjadi jika seandainya suatu
kondisi khusus dilaksanakan, dengan demikian adanya suatu persyaratan khusus.
Contohnya, recovery ekonomi Indonesia sulit untuk dapat pulih kembali, jika
factor keamanan bagi investor tidak terjamin.
Contoh generalisasi:
Kepadatan penduduk menyebabkan jumlah transportasi
bertambah. Semakin bertambah jumlah penduduk
semakin besar pula kebutuhan transportasi dan kemacetan
disebabkan oleh banyaknya jumlah pengguna kendaraan dan pelanggaran aturan lalu
lintas oleh pengemudi.
Dalam menjelaskan generalisasi,
terlebih dahulu diperlukan adanya pemahaman tentang cirri-ciri dari
generalisasi berikut ini:
1)
Menunjukkan hubungan antara dua konsep atau lebih.
2)
Bersifat umum dan merupakan abstraksi yang menunjukkan
keseluruhan kelas dan bukan bagian atau contoh.
3)
Adalah tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari sekedar
konsep.
4)
Berdasarkan pada proses dan dikembangkan atas dasar
penalaran dan bukan hanya berdasarkan pengamatan semata.
5)
Berisi pernyataan-pernyataan yang dapat dibuktikan
kebenarannya dan validasi artinya diuji berdasarkan bukti-bukti yang pasti
dengan menggunakan sistem penalaran dan equity.
Dalam kehidupan sehari-hari generalisasi memiliki
fungsi bagi kehidupan mahusia antaralain yaitu:
1)
Membantu dalam pemilihan bahan pengajaran.
2)
Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar.
3)
Membantu dalam membangun pengertian (artikulasi)
bahan-bahan pengajaran dalam kurikulum studi IPS.
Dalam kehidupan seharai-hari di masyarakat, terkadang
sering disamakan antara konsep dan generalisasi, hal ini dikarenakan kurangnya
pemahaman tentang konsep dan generasilasi itu sendiri. Untuk lebih jelasnya
berikut dijelaskan perbedaan antara konsep dan generalisasi:
1)
Generalisasi adalah dasar-dasar atau aturan-aturan
yang dituangkan dalam kalimat yang kompleks. Konsep adalah suatu kesatuan
atribut berkaitan.
2)
Generalisasi memiliki tesis yang menunjukkan
sesuatu tentang subjek kalimat. Konsep tidak memiliki tesis.
3)
Generalisasi bersifat objektif dan impersonal/tidak
satu/umum. Konsep amat subjektif dan personal yang memiliki konotatif yang
berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lain.
4)
Generalisasi memiliki aplikasi yang universal. Konsep
hanya terbatas pada orang-orang tertentu.
5)
Untuk membentuk suatu generalisasi pada taraf awal
harus didukung oleh sejumlah besar fakta yang membawakan sejumlah konsep untuk
mengungkapkan sebuah generalisasi. Fakta memiliki keberlakuan atau penerapan
yang sangat terbatas kearah waktu, tempat, dan ruang, atau kejadian lain.
Sedangkan konsep memiliki daya keberlakuan dan penerapan yang lebih luas yang
membantu seseorang untuk membentuk dan memahami suatu generalisasi.
6)
Dengan generalisasi kita dapat memperkirakan kejadian-kejadian
yang akan datang. Karena memiliki keberlakuan yang lebih luas, maka konsep dan
generalisasi lebih bersifat umum bila dibandingkan dengan fakta.
Evaluasi:
Setelah kalian mempelajari materi pada
bagian II ini, coba kalian jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Coba
jelaskan apa yang dimaksud dengan fakta, dan berikan contohnya dalam kehidupan
sehari-hari!
2. Coba jelaskan apa yang dimaksud dengan
konsep, dan berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari!
3. Coba
jelaskan apa yang dimaksud dengan generalisasi, dan berikan contohnya dalam
kehidupan sehari-hari!
4. Setelah
mempelajari fakta, konsep, dan generalisasi, coba jelaskan bagaimana kalian
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari!
0 komentar:
Posting Komentar