Headlines News :
Home » » HUBUNGAN SOSIOANTROPOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

HUBUNGAN SOSIOANTROPOLOGI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Written By mikailahaninda.blogspot.com on Selasa, 10 Februari 2015 | 12.49

BAB II
HUBUNGAN SOSIOANTROPOLOGI
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA 

A. Memahami Antropologi
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.  Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/perbedaan budaya antar manusia.
Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
1.    William A. Haviland, antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2.    David Hunter, antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak Terbatas tentang umat manusia.
3.    Koentjaraningrat, antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Seperti halnya sosiologi, antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.
Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi 4 (empat) fase sebagai berikut:
1.   Fase I (sebelum 1800). Sejak akhir abad ke-15 dan permulaan abad 16, orang eropa barat mendatangi suku bangsa pribumi Afrika, Asia dan Amerika. Dari merekalah diperoleh bahan pengetahuan berupa deskripsi tentang adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan ciri-ciri fisik dari beraneka warna suku bangsa yang kemudian dikenal dengan istilah etnografi. Pada masa itu muncullah pandangan orang eropa terhadap suku bangsa di luar Eropa yaitu:
a.    Sebagian orang eropa memandang bahwa bangsa-bangsa itu bukan manusia sebenarnya; bahwa mereka manusia liar, turunan iblis. Dengan Demikian timbullah istilah seperti savages, primitif.
b.    Sebagian orang eropa memandang bahwa masyarakat bangsa-bangsa itu adalah contoh dari masyarakat yang masih murni, yang belum kemasukan kejahatan dan keburukan seperti yang ada dalam masyarakat bangsa-bangsa eropa barat waktu itu.
c.    Sebagian orang eropa tertarik akan adat-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan dari suku bangsa.
2.   Fase II (Pertengahan abad ke-19). Timbul karangan-karangan yang menyusun bahwa etnografi tersebut berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat sehingga terjadi pengklasifikasian aneka warna kebudayaan di dunia dalam tingkat-tingkat evolusi tertentu maka timbullah ilmu antropologi sebagai ilmu yang akademikal yaitu mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapatkan suatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
3.  Fase III (Permulaan abad ke-20)
Sebagian bangsa negara-negara di eropa berhasil mencapai kemantapan kekuasaan di daerah luar eropa. (kolonialisme) – antropologi menjadi ilmu yang praktis dan tujuannya mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di eropa guna kepentingan pemerintah kolonial dan guna mendapatkan suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4.  Fase IV (Sesudah 1930)
Timbulnya antipati terhadap kolonialisme sesudah Perang Dunia II sehingga antropologi memiliki tujuan, yaitu:
a.       Tujuan akademikal untuk mencapai pengertian tentang mahkluk manusia  pada umumnya dengan mempelajari Aneka warna Bentuk fisik, masyarakat dan budaya.
b.       Tujuan praktikal untuk mempelajari manusia dalam Aneka warna masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa tersebut.
Antropologi sebagai salah satu bidang keilmuan memiliki perbedaaan dengan disiplin ilmu lainnya baik dari segi ruang lingkup, pendekatan, Pokok perhatian, dsb. Antropologi mencoba untuk mencari jawaban siapakah dan apakah manusia itu meski tidak dapat didefinisikan secara terbatas. Bila dikaitkan dengan keragaman etnis di Indonesia, antropologi sangat bermanfaat untuk memahami kemajemukan (perbedaan) yang terdapat pada masyarakat Indonesia sehingga menimbulkan rasa persatuan dan kesatuan serta cinta tanah air. Antropologi, secara etimologis berasal dari kata Antropos, yang berarti manusia dan logos yang berarti ilmu. Jadi antropologi adalah ilmu tentang manusia seperti yang dinyatakan oleh R. Linton, seorang ahli antropologi dari Amerika Serikat.
Di Universitas-universitas di Amerika Serikat, dimana antropologi telah mencapai suatu perkembangan yang paling luas, ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian khusus, yaitu: (1) Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biologi; (2) Masalah sejarah terjadinya aneka warna mahkluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya; (3) Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia; (4) Masalah perkembangan, penyebaran, dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh dunia, (5) Masalah mengenai azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi masa kini.

B.  Ruang Lingkup Antropologi
     Antropologi dapat diklasifikasi menjadi 2 (dua), yaitu
1.   Antropolgi Fisik
a. Paleoantropologi
b. Somatologi
2.   Antropologi Budaya
a.  Arkeologi
b.  Etnolinguistik
c.  Etnologi
1. Deskriptif integration (Antropologi Diakronik/Etnologi)
2. Generalizing Approach (Antropologi Sinkronik/Sosial)
d.  Etnopsikologi
e.  Antropologi Spesialisasi
1. Antropologi Perkotaan
2. Antropologi Ekonomi
3. Antropologi Politik
4. Antropologi Pendidikan
5. Antropologi Kesehatan
6. Antropologi Kesehatan Jiwa
7. Antropologi Kependudukan
f.  Antropologi Terapan
g. Antropologi Sosial Budaya

Paleoantropologi adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang asal usul atau terjadinya dan perkembangan mahkluk manusia. Obyek penelitiannya adalah fosil manusia (sisa-sisa tubuh manusia yang telah membatu) yang terdapat dalam lapisan-lapisan bumi.
Somatologi          adalah bagian dari antropologi fisik yang menelaah tentang variasi atau keanekaragaman ras manusia melalui cirri-ciri tubuh manusia secara keseluruhan (ciri-ciri genotipe dan fenotipe).
Arkeologi                       adalah bagian dari antropologi budaya yang mempelajari tentang sejarah manusia dan penyebarannya melalui obyek penelitian artefak (benda-benda peninggalan).
Etnolinguistik      adalah bagian dari antropologi budaya yang mempelajari Timbulnya bahasa, bagaimana terjadinya variasi dalam bahasa serta penyebaran bahasa umat manusia di dunia.
Etnologi              adalah bagian dari antropologi budaya yang mencoba menelusuri asas-asas manusia dengan meneliti seperangkat pola kebudayaan suatu suku bangsa yang menyebar di seluruh dunia. Obyek penelitiannya adalah pola kelakuan masyarakat (adat istiadat, kekerabatan, kesenian, dan lain sebagainya) serta dinamika kebudayaan (perubahan, pelembagaan dan interaksi).
Antrop. sosial      adalah mengkaji tentang masyarakat manusia. antropologi sosial sering kali disebut antropologi sosial budaya karena masyarakat dan budaya merupakan satu kesatuan system yang tidak terpisahkan.
Dalam perkembangan selanjutnya, antropologi sosial budaya bergerak pula di bidang kependudukan, pendidikan, kesehatan, hukum, politik, dsb.  Sehingga berkembanglah antropologi spesialisasi yang pada aplikasinya memunculkan antropologi terapan. Antropologi Terapan adalah antropologi yang langsung diaplikasikan karena dibutuhkan untuk keperluan tertentu.
Memperhatikan realita yang berkembang mengenai sosioantropologi pendidikan seperti yang telah diuraikan diatas perlu adanya pemahaman tentang sosioantropologi Pendidikan itu sendiri khususnya metode-metode yang terkandung dalam disiplin ilmu tersebut yang dirumuskan sebagai berikut: (1) Menjelaskan pengertian dari sosioantropologi pendidikan; (2) Menjelaskan ruang lingkup kajian sosioantropologi Pendidikan; (3) Menjelaskan tujuan sosioantropologi pendidikan; (4) Menjelaskan metode dan hubungan antara sosioantropologi pendidikan, (5) Menjelaskan manfaat mempelajari sosioantropologi pendidikan
            Tujuan dari diadakannya pembahasan ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui definisi dari sosioantropologi pendidikan; (2) Untuk mengetahui ruang lingkup kajian sosioantropologi pendidikan; (3) Untuk mengetahui metode dan hubungan antara sosioantropologi pendidikan; dan (4) Untuk mengetahui manfaat mempelajari sosioantropologi pendidikan.


C. Hubungan Antropologi dan Sosiologi

Seorang manusia akan memiliki perilaku yang berbeda dengan manusia lainnya walaupun orang tersebut kembar siam. Ada yang baik hati suka menolong serta rajin menabung dan ada pula yang prilakunya jahat yang suka berbuat kriminal menyakitkan hati. Manusia juga saling berhubungan satu sama lainnya dengan melakukan interaksi dan membuat kelompok dalam masyarakat. Hal-hal tersebut dapat dikaji dengan pendekatan antropologi dan sosiologi.
Sosiologi berasal dari bahasa yunani yaitu kata socius dan logos, di mana socius memiliki arti kawan/teman dan logos berarti kata atau berbicara. Menurut Bapak Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Menurut ahli sosiologi lain yakni Emile Durkheim, sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yakni fakta yang mengandung cara bertindak, berpikir, berperasaan yang berada di luar individu di mana fakta-fakta tersebut memiliki kekuatan untuk mengendalikan individu.
Objek dari sosiologi adalah masyarakat dalam berhubungan dan juga proses yang dihasilkan dari hubungan tersebut. Tujuan dari ilmu sosiologi adalah untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Pokok bahasan dari ilmu sosiologi adalah seperti kenyataan atau fakta sosial, tindakan sosial, khayalan sosiologis serta pengungkapan realitas sosial.
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: anthropos) yang berarti "manusia" atau "orang", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.

Sosiologi dan antropologi adalah objek ilmu manusia. Antropologi mempelajari budaya pada suatu kelompok masyarakat tertentu; ciri fisiknya, adat istiadat dan kebudayaannya sedangkan sosiologi lebih menitik beratkan pada manusia dan hubungan sosialnya. Antropologi lebih cenderung ideografik, srtinya cenderung deskriptif, grounded, induktif. Teori dalam antropologi lebih cenderung tebatas pada satu komunitas. Fokus studi antropologi lebih banyak pada nilai-nilai dan perilaku khas sebuah komunitas.
Oleh karenanya, banyak yang mengkritik antropologi bukan kategori sains. Para founding father ilmu sosial semisal Comte, Durkheim, terobsesi agar ilmu sosial bisa diakui sebagai sains. Karenanya mereka menyusun semacam "general principles" di mana pada dasarnya ada teori universal tentang gejala sosial sebagaimana ada teori unversal tentang alam. Muncullah istilah sosiologi untuk menunjukkan bahwa ilmu sosial adalah sebagai sebuah sains.
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Berbagi | AULIA | Mikaila
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. DARIKU UNTUKMU - All Rights Reserved