BAB III
HUBUNGAN DAN KONTRIBUSI
Perubahan
tatanan sosial kehidupan masyarakat Eropa pada sekitar awal abad ke-20
menyebabkan manfaat sosiologi menjadi penting dalam mendampingi proses-proses
pendidikan di Eropa. Perkembangan tersebut merupakan efek dari revolusi sosial
diberbagi penjuru wilayah. Bantuan ilmu sosiologi antopologi dengan segala
komponen konsep fungsionalnya mendapat sambutan positif dari kalangan praktis
pendidikan, sebagai wujud alternatif untuk memperkuat ketahanan sosial melalui
pendidikan.
Kajian
sosioantropologi pendidikan menekankan intipliksi dan akibat sosial dari
pendidikan dan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas
lingkup sosial kebudayan, politik dan eknominya bagi masyarakat. Apabila
psikologi pendidikan memandang gejala pendidikan sebagai bagian dari struktur
sosial masyarakat. Dilihat dari objek penyelidikannya sosiologi antropologi
pendidikan adalah bagian dari ilmu sosial terutama sosiologi dan ilmu
pendidikan yang sacara umum juga merupaka bagian dari kelompok ilmu sosial.
Sosioantropologi
sebagai ilmu pengetahuan telah memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandang,
metode dan susunan pengetahuan yang jelas, objek penelitiannya adalah tingkah
laku manusia dan kelompok. Sudut pandangnya adalah memandang hakikat
masyarakat, kebudayaan, dan individu secara ilmiah, sedangkan susunan
pengetahuannya adalah terdiri dari atas konsep-lonsep dan prinsip-prinsip
mengenai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Objek
penelitian sosioantropologi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu
tingkah laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan.
Tingkah laku itu hanya dapat dimengerti dari tujuan, cita-cita atau nilai-nilai
yang dikejar. Sosiologi antropologi pendidikan berbicara tentang pandangan
tentang kelas, sekolah, keluarga, masyarakat desa, kelompok-kelompok masyarakat
dan sebagainya. Masing-masing terangkum dalam wilayah suatu sistem sosial.
Tiap-tiap sistem sosial merupakan kesatuan integral yang dapat pengaruh dari:
(1) Sistem sosial yang lain; (2) Lingkungan alam; (3) Sifat-sifat fisik
manusianya, dan (4) Karakter mental penghuninya
A.
Ruang Lingkup Sosioantropologi
Pendidikan
Masalah-masalah
yang diselidiki sosioantropologi pendidikan antara lain meliputi pokok-pokok
berikut ini:
1.
Hubungan sistem pendidikan dengan
aspek-aspek lain dalam masyarakat
a. Hubugan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial
a. Hubugan pendidikan dengan sistem sosial atau struktur sosial
b.
Hubungan antara sistem pendidikan
dengan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan
c. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan
d. Fungsi sistem pendidikan dalam proses perubahan sosial
2. Hubungan antar manusia di dalam sekolah
Lingkup ini lebih condong
menganalisis struktur sosial di dalam sekolah yang memiliki karakter berbeda
dengan sosial didalam masyarakat luar sekolah, antara lain yaitu:
a.
Hakekat kebudayaan sekolah sejauh
ada perbedaanya dengan kebudayaan diluar sekolah
b.
Pola interaksi sosial dan
struktur masyarakat sekolah
3.
Pengaruh sekolah terhadap
perilaku dan keperibadian semua pihak disekolah/lembaga pendidikan.
a.
Peranan
sosial guru-guru/tenaga pendidikan
b.
Hakikat
kepribadian guru
c.
Pengaruh
kepribadian guru terhadap kelakuan anak atau peserta didik;
d.
Fungsi
sekolah atau lembaga pendidikan dalam sosialisasi murid/peserta didik.
4.
Lembaga pendidikan dalam
masyarakat
Disini dianalisis pola-pola
interaksi antara sekolah/lembaga pendidikan dengan kelompok sosial lainnya
dalam masyarakat disekitaranya sekolah/lembaga pendidikan. Hal yang termasuk
dalam wilayah itu antara lain yaitu:
a.
Pengaruh
masyarakat atas organisasi sekolah/lembaga pendidikan
b.
Analisa
proses pendidikan yang terdapat dalam sistem-sistem sosial dalam masyarakat
luar sekolah
c.
Hubungan
antara sekolah dan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan.
B. Peranan Sosioantropologi
Terhadap Dunia Pendidikan
Dalam pengertian sederhana, sosiologi antropologi
pendidikan merupakan analisis-analisis ilmiah tentang proses interaksi sosial
yang terkait dengan aktivitas pendididkan baik dari lingkup keluarga, kehidupan
sosial masyarakat. Sehingga dari sini bisa didapat sebuah gambaran bawa
membedah tubuh pendidikan kita menjadi perlu untuk dibahas agar proses-proses
pengajaran tidak bisa kearah yang kurang relevan dengan kebutuhan bangsa. Jika
perhatian kita tertuju pada lembaran sejarah perkembangan pendidikan masyarakat
Indonesia. Produk kemajuan sosial, meningkatnya tarap hidup rakyat, akselerasi
perkembangan itu pengetahuan dan penerapan inovasi teknologi merupakan bagian
dari prestasi gemilang hasil jerih payah lembaga pendidikan kita dalam upaya
memajukan kehidupan bangsa Indonesia.
Meningkatnya
jumlah kaum terpelajar telah menjadi bahan bakar lajunya lokomotif kemajuan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia, akan tetapi, beberapa kendala yang melingkari
dunia pendidikan dalam kaitan dengan menurunnya kualitas pendidikan kita
menjadi bukti bahwa wajah persekolahan kita memerlukan banyak perbaikan.
a.
Sekolah Sebagai Organisasi
Tempo dulu masyarakat sederhana
belum mengenal lembaga-lembaga resmi yang mengatur penyaluran
kebutuhan-kebutuhan hidup mereka. Contohnya masyarakat Indian yang tidak perlu
meminta bantuan lembaga sekolah untuk mengajarkan kepandaian memanah kepada
generasi penerusnya. Bagi mereka cukup dengan uluran tangan dari para ayah dan
saudara taunya maka bisa dipastikan hampir seluruh remaja-remaja muda mampu
menguasai teknik memanah dari tingkat dasar sampai kategori mahir. (Herton dan
Hunt, 1999). Seiring dengan bergulirnya roda sejarah kehidupan, maka prestasi
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh manusia semakin menjadi kompleks.
Sehingga pada fase inilah konsep pengetahuan dan kemampuan-kemampuan
gemilangnya telah menjadi penentu arah kehidupan dimasa yang akan datang.
Secara singkat, kebutuhannya
lembaga pendidikan merupakan konsekuensi logis dari taraf perkembangan
masyarakat yang sudah komplek. Sehingga untuk mengorganisasikan
perangkat-perangkat pengetahuan dan keterampilan tidak mungkin hanya ditengani
secara langsung oleh masing-masing keluarga. Perlunya pihak lain yang secara
khusus mengurusi organisasi kepada para generasi muda agar terjamin
kelestariannya merupakan kekuatan yang melatar belakangi berdirinya sekolah
sebagai lembaga pendidikan.
Walaupun wujudnya berbeda-beda
dalam tiap-tiap negara, keberadaan sekolah merupakan salah satu indikasi
terwujudnya masyarakat yang modern.
b.
Kelas Sebagai Suatu Sistem Sosial
Pada dasarnya, proses-proses
pendidikan yang sesungguhnya adalah interaksi kegiatan yang berlangsung diruang
kelas. Untuk keperluan tersebut membahasn mengeni kegiatan kelas menempati
sub-topik tersendiri dalam susunan kajian topik ini. Dari sudut sosiologi
beberapa pendekatan telah digunakan sebagai alat analisa untuk mengamati
proses-proses yang terjadi diruang kelas.
Dimulai dari pengamatan person
yang mengetengahkan argumentasi ilmiahnya tentang kelas sebagai suatu sistem
sosial. Berkatian dengan fungsi sekolah maka kelas merupakan kepanjangan dari
proses sosialisasi anak dilingkungan keluarga maupun masyarakat.
c.
Lingkungan Eksternal Sekolah
Kita tahu bahwa sekolah
bernaung dalam suatu wilayah eksternal yang dihuni oleh kumpulan manusia
bernama masyarakat gejala timbal balik baik dari sekolah kepada masyarakat
merupakan sebaiknya merupakan realitas keseharian yang akan selalu terjadi. Keberadaan
sekolah di lingkungan masyarakat kota akan jelas mempengaruhi orientasi
pendidikan tersebut dibanding dengan sekolah yang terletak dilereng gunung.
Baik dari segi kualitas peserta didik, maupun kompleksitas kegiatan yang
terjual pada kegiatan-kegiatan akademik disekolah. Tentunya tidak mungkin
sekolah yang berada dilereng gunung mengembangkan ektrakulikuler yang luar
biasa padat dan wajib, diikuti oleh seluruh siswa.
Selain itu aspek kelas sosial
juga memberikan pengaruh evaluai belajar yang dilakukan oleh seorang guru.
Hasil sebuah pengamatan ilmiah menegaskan ada hubungan kuat antara setatus
orang tua siswa dengan prestasi akademis.
d.
Siklus
Belajar Individu di Masyarakat
Secara singkat pendidikan
merupakan produk dari masyarakat, karena apabila kita sadari dari pendidikan
sebagai proses tranmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan, keterampilan dan
aspek-aspek kelakuan lainnya kepada generasi muda maka seluruh upaya tersebut
dilakukan sepenuhnya oleh kekuatan-kekuatan masyarakat. Hampir segala sesuatu
yang kita pelajari merupakan hasil hubungan kita dengan orang lain baik
dirumah, sekolah, tempat permainan, pekerjaan dan sebaginya. Wajar pula apabila
segala sesuatu yang yang kita ketahui adalah hasil hubungan timbal balik yang
ternyata sudah sedemikian rupa dibentuk oleh masyarakat kita. Bagi masyarakat
sendiri hakekat pendidikan sangat bermanfaat bagi kelangsungan dan proses
kemajuan hidupnya. Maka kepada anggota mudanya harus diteruskan nilai-nilai
pengetahuan, keterampilan dan bentuk tata perilaku lainnya yang diharapkan akan
dimiliki oleh setiap anggota masyarakat dengan demikian pendidikan dapat
diartikan sebagai proses sosialisasi.
Sosioantropologi
pendidikan memandang masalah-masalah pendidikan dari sudut totalitas lingkup
sosial kebudayan, politik dan ekonomi bagi masyarakat. Apabila psikologi
pendidikan memandang gejala pendidikan dari konteks perilaku dan perkembangan
pribadi, maka sosiologi antropologi pendidikan memandang gejala pendidikan
sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat.
Objek
penelitian sosioantropoogi pendidikan adalah tingkah laku sosial, yaitu tingkah
laku manusia dan institusi sosial yang terkait dengan pendidikan baik dari
lingkup keluarga, kehidupan sosial masyarakat sehingga dari sini bisa didapat
sebuah gambaran bahwa membedah tubuh pendidikan kita menjadi perlu untuk
dibahas agar proses-proses pengajaran tidak bisa kearah yang kurang relevan
dengan kebutuhan bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar